Selamat Datang

Kamis, 24 Mei 2018

Pendekatan Analisis dan Perancangan Terstruktur dalam membangun Sistem Informasi


    Hello para pembaca, kembali lagi bersama saya di blog ini. Pada postingan kali ini saya akan membahas mengenai “Pendekatan Analisis dan Perancangan Terstruktur  dalam membangun Sistem Informasi”. Untuk mempersingkat waktu mari kita langsung saja.

Apa itu pendekatan analisis?

   Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia definisi dari pendekatan adalah proses, perbuatan, atau cara mendekati. Pendekatan analisis dalam sistem informasi yaitu suatu pendekatan dengan proses mengumpulkan dan menginterpretasikan kenyataan-kenyataan yang ada dalam sistem, mendiagnosa persoalan dan menggunakan keduanya untuk memperbaiki sistem atau menciptakan sistem lainnya yang lebih baik.
Apa saja jenis-jenis pendekatan dalam pengembangan sistem informasi?
   Pada dasarnya saat ini pengembangan sistem dapat kita kategorikan dalam 2 pendekatan pengembangan, yaitu
1 . Pendekatan secara terstruktur (structured analisys and design) ; dan
2 . Pendekatan secara berorientasi objek (object-oriented analisys and design)

Apa itu pendekatan terstruktur?

- Definisi Pendekatan Terstruktur
   Pendekatan terstruktur merupakan pendekatan yang dimulai dari awal tahun 1970, disebut dengan pendekatan terstruktur (structured approach) dikarenakan dengan mengikuti tahapan di  life cycle saja tidak akan membuat pengembangan sistem informasi menjadi berhasil. Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan teknik-teknik (techniques) yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan  akan didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas. Teknik terstruktur merupakan pendekatan formal untuk memecahkan masalah-masalah dalam aktivitas bisnis menjadi bagian-bagian kecil yang dapat diatur dan berhubungan untuk kemudian dapat disatukan kembali menjadi satu kesatuan yang dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah.

- Ciri Utama Yang Mendukung Pendekatan Perancangan Terstruktur

  • Memanfaatkan alat-alat pemodelan menggunakan model untuk menjelaskan berbagai sistem, subsistem untuk ditelaah dan dievaluasi oleh pelanggan dan pengembang (sebagaialat komunikasi, eksperimentasi atau prediksi)
  • Merancang berdasar modul modula risasi adalah proses yang membagi suatu sistem menjadi beberapa modul yang dapat beroperasi secara independent
  • Bekerja dengan pendekatan top-down dimulai dari level atas (secara global) kemudian diuraikan sampai ketingkat modul (rinci)
  • Dilakukan secara iterasi dengan iterasi akan didapat hasil yang lebih baik, terlalu banyak iterasi juga akan menurunkan hasilnya dan menunjukkan bahwa tahap sebelumnya tidak dilakukan dengan baik
  • Kegiatan dilakukan secara paralel, pengembangan subsistem-subsistem dapat dilakukan secara paralel,sehingga akan mempersingkat waktu pengembangan sistem
  • Menggunakan CASE (Perangkat Lunak Pendukung Proses Pengembangan) dengan CASE (computer aided software engineering)  memungkinkan analisis dapat membangun sistem dan menghasilkan executable secara otomatis

Tools Pendekatan Perancangan Terstruktur

- DFD (Data Flow Diagram )
  • Data Flow Diagram (DFD) adalah representasi grafik dari sebuah sistem. DFD menggambarkan komponen-komponen sebuah sistem, aliran-aliran data di mana komponen-komponen tersebut, dan asal, tujuan, dan penyimpanan dari data tersebut. Kita dapat menggunakan DFD untuk dua hal utama, yaitu untuk membuat dokumentasi dari sistem informasi yang ada, atau untuk menyusun dokumentasi untuk sistem informasi yang baru.

- Kamus Data
  • Kamus data atau systems data dictionary adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan DD analis system dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap. Pada tahap analisis sistem, DD digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sitem dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir ke sistem, yaitu tentang data yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem. Pada tahap perancangan sistem, DD digunakan untuk merancang input, merancang laporan-laporan dan database. DD dibuat berdasarkan arus data yang ada di DFD (Data Flow Diagram). Arus data di DFD sifatnya adalah global, hanya ditunjukkan nama arus datanya saja. Keterangan lebih lanjut tentang struktur dari suatu arus data di DFD secara lebih terinci dapat dilihat di DD.
- Entity Relationship Diagram (ERD)

  • ERD merupakan suatu model untuk menjelaskan hubungan antar data dalam basis data berdasarkan objek-objek dasar data yang mempunyai hubungan antar relasi. ERD untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data, untuk menggambarkannya digunakan beberapa notasi dan simbol. 
- State Transition Diagram (STD)
  • STD menggambarkan bagaimana kerja sistem melalui kondisi (state) dan kejadian yang menyebabkan kondisi berubah. STD juga menggambarkan aksi yang dilakukan karena kejadian tertentu.

Perbedaan Pendekatan Terstruktur dengan Pendekatan Berorientasi Objek


Keuntungan pendekatan perancangan  terstruktur :
  • Mengurangi kerumitan masalah (reduction of complexity).
  • Konsep mengarah pada sistem yang ideal (focus on ideal).
  • Standarisasi (standardization).
  • Orientasi ke masa datang (future orientation).
  • Mengurangi ketergantungan pada disainer (less reliance on artistry).
Kekurangan Pendekatan Perancangan Terstruktur :
  • SSAD berorientasi utama pada proses, sehingga mengabaikan kebutuhan non-fungsional.
  • Sedikit sekali manajemen langsung terkait dengan SSAD.
  • Prinsip dasar SSAD merupakan pengembangan non-iterative (waterfall), akan tetapi kebutuhan kan berubah pada setiap proses.
  • Interaksi antara analisis atau pengguna tidak komprehensif, karena sistem telah didefinisikan dari awal, sehingga tidak adaptif terhadap perubahan (kebutuhan-kebutuhan baru).
  • Selain dengan menggunakan desain logic dan DFD, tidak cukup tool yang digunakan untuk mengkomunikasikan dengan pengguna, sehingga sangat sulit bagi pengguna untuk melakukan evaluasi.
  • Pada SAAD sulit sekali untuk memutuskan ketika ingin menghentikan dekomposisi dan mliai membuat sistem.
  • SSAD tidak selalu memenuhi kebutuhan pengguna.
  • SSAD tidak dapat memenuhi kebutuhan terkait bahasa pemrograman berorientasi obyek, karena metode ini memang didesain untuk mendukung bahasa pemrograman terstruktur, tidak berorientasi pada obyek (Jadalowen, 2002).

Kelebihan pendekatan berorientasi objek :
  • Dibandingkan dengan metode SSAD, OOAD lebih mudah digunakan dalam pembangunan system
  • Dibandingkan dengan SSAD, waktu pengembangan, level organisasi, ketangguhan,dan penggunaan kembali (reuse) kode program lebih tinggi dibandingkan dengan metode OOAD (Sommerville, 2000).
  • Tidak ada pemisahan antara fase desain dan analisis, sehingga meningkatkan komunikasi antara user dan developer dari awal hingga akhir pembangunan sistem.
  • Analis dan programmer tidak dibatasi dengan batasan implementasi sistem, jadi desain dapat diformliasikan yang dapat dikonfirmasi dengan berbagai lingkungan eksekusi.
  • Relasi obyek dengan entitas (thing) umumnya dapat di mapping dengan baik seperti kondisi pada dunia nyata dan keterkaitan dalam sistem. Hal ini memudahkan dalam mehami desain (Sommerville, 2000).
  • Memungkinkan adanya perubahan dan kepercayaan diri yang tinggi terhadap kebernaran software yang membantu untuk mengurangi resiko pada pembangunan sistem yang kompleks (Booch, 2007).
  • Encapsliation data dan method, memungkinkan penggunaan kembali pada proyek lain, hal ini akan memperingan proses desain, pemrograman dan reduksi harga.
  • OOAD memungkinkan adanya standarisasi obyek yang akan memudahkan memahami desain dan mengurangi resiko pelaksanaan proyek.
  • Dekomposisi obyek, memungkinkan seorang analis untuk memcah masalah menjadi pecahan-pecahan masalah dan bagian-bagian yang dimanage secara terpisah. Kode program dapat dikerjakan bersama-sama. Metode ini memungkinkan pembangunan software dengan cepat, sehingga dapat segera masuk ke pasaran dan kompetitif. Sistem yang dihasilkan sangat fleksibel dan mudah dalam memelihara.
Kekurangan Pendekatan Berorientasi Objek :
  • Pada awal desain OOAD, sistem mungkin akan sangat simple.
  • Pada OOAD lebih fockus pada coding dibandingkan dengan SSAD.
  • Pada OOAD tidak menekankan pada kinerja team seperti pada SSAD.
  • Pada OOAD tidak mudah untuk mendefinisikan class dan obyek yang dibutuhkan sistem.
  • Sering kali pemrogramam berorientasi obyek digunakan untuk melakukan anlisisis terhadap fungsional siste, sementara metode OOAD tidak berbasis pada fungsional sistem.
  • OOAD merupakan jenis manajemen proyek yang tergolong baru, yang berbeda dengan metode analisis dengan metode terstruktur. Konsekuensinya adalah, team developer butuh waktu yang lebih lama untuk berpindah ke OOAD, karena mereka sudah menggunakan SSAD dalam waktu yang lama ( Hantos, 2005).
  • Metodologi pengembangan sistem dengan OOAD menggunakan konsep reuse. Reuse merupakan salah satu keuntungan utama yang menjadi alasan digunakannya OOAD. Namun demikian, tanpa prosedur yang emplisit terhadap reuse, akan sangat sliit untuk menerapkan konsep ini pada skala besar (Hantos, 2005).

Sekilas penjelasan pada kesempatan kali ini, semoga postingan ini dapat bermanfaat bagi yang membaca atau membutuhkannya.Terimakasih, sampai jumpa di postingan berikutnya.😊



Sumber :

http://tikknara.blogspot.com/2011/11/pendekatan-perancangan-sistem.html
http://stmikpren.blogspot.co.id/2009/11/1.html
https://supriliwa.wordpress.com/2010/05/07/perbandingan-metode-terstruktrur-dan-obyek-oriented-pada-pengambangan-sistem-informasi/
http://ncellina.blogspot.co.id/2012/12/pendekatan-terstruktur-dan-pendekatan.html
Read more ...
Designed By